Friday, December 6, 2013

SIKAP Menuju Pribadi yang Sukses

Pada hari Sabtu, 16 November 2013, CCSI kembali berbagi di Inspirasi Solusi Suara Surabaya, kali ini dengan topik "SIKAP Menjadi Pribadi yang Sukses".

Setiap orang tentunya ingin menjadi pribadi yang sukses, namun bagaimanakah SIKAP untuk menjadi pribadi yang sukses tersebut? Kami membuat sebuah akronim mengenai hal-hal yang diperlukan untuk menjadi pribadi yang sukses, yaitu SIKAP. Apakah SIKAP itu?
Skill Integrity Knowledge Attitude Passion, berikut adalah penjelasannya:



Skill/Keahlian
Untuk menjadi pribadi yang sukses, seseorang perlu memiliki skill/keahlian. Seseorang yang secara konsisten melatih keahliannya terus menerus akan dapat menjadi seorang yang ahli di bidangnya. Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul Outliers menuliskan bahwa seseorang perlu berlatih selama 10ribu jam untuk dapat menjadi seorang yang ahli dalam bidang tertentu. Anda ingin memiliki keahlian di bidang tertentu? Sudahkah Anda melalui proses 10rb jam tersebut?

Keahlian dapat terbagi menjadi dua bagian yaitu hard skill dan soft skill. Keahlian yang termasuk di dalam hard skill antara lain:
  • Programming
  • Keahlian mengoperasikan alat atau mesin tertentu
  • Keahlian menghitung
  • Keahlian memasak
  • dan lain lain
Sedangkan keahlian yang tergolong dalam soft skill antara lain:
  • Leadership/kepemimpinan
  • Negosiasi
  • Komunikasi
  • Interpersonal skill
  • dan lain-lain
Integrity/Integritas
Percuma menjadi orang yang pintar, kaya namun tidak memiliki integritas. Kita dapat melihat beberapa berita di koran yang menyebutkan beberapa orang guru besar yang melakukan plagiat, dan juga para pejabat yang melakukan korupsi dan berakhir di penjara. Hal yang sering terjadi adalah seringnya kita mengorbankan integritas karena tekanan sosial dan loyalitas yang salah. 

Knowledge/Pengetahuan
Sebuah kutipan menuliskan bahwa ruang yang terbesar adalah ruang untuk menimba ilmu. Belajar tidak hanya terbatas di sekolah. Namun pertanyaan yang dapat menjadi refleksi adalah, seberapa banyak di antara kita yang setelah lulus SMA, masih suka untuk mengupdate diri dengan informasi dari koran dan dari buku-buku? Seberapa sering kita menghadiri kelas-kelas pelatihan seperti workshop dan seminar? Salah satu motivator terdahsyat di Indonesia, yaitu Pak Tung Desem Waringin pernah berkata "Investasi terbesar yang seharusnya kita keluarkan adalah investasi untuk leher ke atas, alias untuk mengasah pengetahuan dan keahlian kita" 

Attitude/Sikap
Bagaimana perasaan Anda ketika bertemu orang yang pandai dan memiliki keahlian, namun sikapnya sombong, dan bicaranya kasar? Tentu Anda akan merasa tidak nyaman bukan? Keahlian, pengetahuan yang dimiliki harus diimbangi dengan sikap yang baik pula. 

Passion/Semangat
Apabila Anda memiliki anak buah/karyawan apakah Anda ingin anak buah yang bekerja dengan semangat atau anak buah yang bekerja dengan loyo? Tentu saja Anda ingin anak buah yang bekerja dengan semangat bukan? Passion atau semangat dalam bekerja merupakan salah satu kunci untuk menjadi pribadi yang sukses. Berikut adalah salah satu kisah motivasi yang menunjukkan pentingnya semangat/passion dalam bekerja untuk mencapai keberhasilan.

SPBU Milik Mr. Dunsmuir

Pada umumnya SPBU di AS dan Kanada adalah self service,pelanggan mengisi sendiri tanpa bantuan operator. Namun di SPBU miliknya, ada 4 pekerja yang melayani setiap mobil yang datang.
Pekerja 1, akan membukakan pintu dan mempersilahkan penumpangnya keluar, kemudian segera membersihkan tempat duduk dan interior kendaraan dengan menggunakan mesin penghisap debu.
Pekerja 2, membuka kap mobil untuk memeriksa air radiator, dan pelumasnya.
Pekerja 3, mengisi tangki bahan bakar sambil membersihkan semua kaca jendela mobil.
Pekerja 4, akan memeriksa tekanan ban kendaraan, apabila kurang akan diberikan tambahan tekanan sesuai yang diinginkan oleh pemilik mobil.
Semua kegiatan ini dilakukan dengan standar yang profesional, ramah dan bersahabat. Kebanyakan pekerjanya adalah anak muda. Menjadi petugas spbu atau pompa bensin tentu bukan profesi idaman bagi banyak orang, karena bukan pekerjaan dengan standar gaji tinggi. Namun Mr. Dunsmuir selalu
memotivasi dan menekankan bahwa sangat mungkin pengemudi mobil yang mereka layani adalah calon bos mereka. Jika mereka melayani dengan baik dan bersemangat, itu akan menjadi promosi yang baik untuk diri mereka. Faktanya memang demikian, banyak pekerja SPBU itu kemudian direkrut oleh para pemilik perusahaan yang terkesan dengan etos kerja mereka saat mengisi bahan bakar di SPBU tersebut. Hal itupun memotivasi para pekerja untuk selalu melayani dengan prima, dan SPBU itu seolah-olah menjadi batu loncatan dan kampus kehidupan bagi mereka. Tak heran SPBU itu selalu kebanjiran pelamar. Dan reputasi
SPBU yang lain dari pada yang lain, dengan pelayanan istimewa, membuatnya selalu ramai dikunjungi para pelanggan. Yang tak kalah menarik, para mantan pegawai Mr.Dunsmuir juga kemudian selalu setia mengisi
bahan bakar disitu. 

Walaupun pekerjaan yang sekarang kita lakukan mungkin bukan pekerjaan impian kita, namun jika kita melakukan dengan sungguh-sungguh, penuh keseriusan dan semangat, menggunakan hati, itu akan membawa kita kepada “Promosi”  dan keberhasilan yang sesungguhnya.

Tuesday, November 5, 2013

Pengusaha itu Berbeda (4)

Bagian keempat dari buku "Midas Touch" menceritakan tentang jari manis atau kekuatan hubungan. Diawali dengan sebuah kutipan yang sangat bermakna yang menunjukkan pentingnya sebuah hubungan/networking/kemitraan dalam berbisnis. 

"Pada akhirnya, semua operasi bisnis bida diperas menjadi tiga kata: orang, produk, laba. Kecuali Anda memiliki tim hebat, Anda tidak bisa berbuat banyak dengan dua lainnya"
--Lee Iacocca--


Robert T. Kiyosaki menuliskan bahwa "Anda tidak bisa membuat kesepakatan bagus dengan kemitraan yang buruk". Pernyataan tersebut bukanlah hanya pernyataan penting dalam dunia bisnis, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Manakala Anda mendapati bisnis yang terseok-seok, pernikahan yang buruk, atau investasi yang hancur lebur, Anda mendapati mitra yang buruk. Tidak berarti orang tersebut adalah orang yang jahat, meskipun bisa saja demikian. Ini hanya berarti bahwa mereka adalah mitra yang jelek, orang yang keliru untuk tugas yang ada. Dunia penuh dengan orang baik, tapi mereka belum tentu merupakan mitra bisnis yang baik. 


Jari manis melambangkan hubungan yang penting bagi sentuhan Midas. Jika Anda punya mitra yang buruk, apa pun yang Anda sentuh akan berubah menjadi buruk. Dan jika Anda memiliki mitra yang baik, apa pun yang Anda sentuh akan menjadi emas. 

Robert T. Kiyosaki pun beberapa kali memiliki pengalaman dengan mitra yang buruk. Ketika dirinya akan memulai satu bisnis dengan seseorang atau orang-orang yang dikiranya adalah mitra yang baik dan berpikir bisnis tersebut akan menanjak, namun ternyata dirinya salah. Ketika uang mulai berhasil berdatangan, orang-orang baik tersebut berubah menjadi mitra yang buruk. Dalam beberapa kasus yang dialaminya, mitra yang buruk berbicara mengenai mitra yang curang, dan menariknya mereka bukanlah orang yang tidak berpendidikan, namun mereka adalah akuntan, pengacara, dan para profesional. 

Ada dua jenis pengkhianatan. Pertama adalah pengkhianatan pidana atau diniatkan. Kedua, pengkhianatan karena ketidakbecusan atau kebodohan. Jika Anda bisa belajar dan berkembang dari pengkhianatan hidup, Anda punya peluang lebih baik untuk berkembang menjadi pengusaha dengan sentuhan Midas.

Alih-alih membiarkan diri Anda terbakar oleh kemarahan dan dengan karena mitra yang buruk, jadikan mereka kayu bakar dalam kesuksesan Anda. Robert T. Kiyosaki melakukannya, ia menggunakan amarahnya untuk menjadikan dirinya lebih sukses. Mitra yang buruk telah mengajarkan dirinya bangaimana menjadi mitra yang baik. 

Pelajaran tentang hubungan yang diambil oleh Robert T. Kiyosaki adalah:
  1. Anda tidak bisa mendapatkan kesepakatan yang baik dengan mitra yang buruk
  2. Anda ditawari banyak kesepakatan baik jika Anda memang mitra yang baik
  3. Dari kesepakatan buruk, muncullah mitra yang baik
  4. Orang baik bisa menjadi mitra buruk
  5. Orang baik yang tak berpengalaman tidak diundang ke dalam kesepakatan terbaik
'Ayah kaya' dari  Robert T. Kiyosaki pernah berkata "Bisnis itu mudah, oranglah yang menyulitkannya". Salah satu pelajaran yang diambil oleh Robert T. Kiyosaki dari kegagalan bisnis dompet peselancar nilon dan velcro adalah karena dirinya tidak tahu cara lebih baik untuk belajar menghadapi orang-orang berbeda yang kebanyakan dari mereka merupakan orang sukses dan berego kuat. Jika dirinya bertahan dengan prosesnya, mengambil yang baik juga buruk, belajar dan berkembang daripada membalas dendam, dirinya mungkin akan tumbuh menjadi mitra yang baik. Kabar baiknya adalah, semakin baik diri Kiyosaki dalam menjalin hubungan dan bertemu dengan mitra yang baik, semakin mudah dan bahagia hidupnya, dan semakin bertambah hartanya. 

Ada ungkapan bahwa Anda tidak dapat memilih keluarga Anda, tapi Anda bisa memilih teman Anda. Jika Anda seorang pegawai, Anda tidak bisa memilih teman kerja Anda. Namun jika Anda seorang pengusaha, tugas terpenting Anda adalah memilih siapa yang akan bekerja dengan Anda. Bahkan, tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting lagi karena pegawai Anda adalah orang-orang yang akan mewakili Anda dan perusahaan Anda.



Saturday, October 19, 2013

Pengusaha itu Berbeda (3)

Bagian ketiga dari buku Midas Touch berbicara mengenai jari tengah. Jari tengah bercerita mengenai pentingya untuk menciptakan merk Anda.

"Merk bagi suatu perusahaan adalah seperti reputasi bagi seseorang. Anda mendapatkan reputasi dengan berusaha melakukan hal-hal sukar dengan baik" 
-Jeff Bezos-


Menciptakan Merk Kita Sendiri
Untuk dapat melakukan hal tersebut, kita harus mempelajari merek-merek lain, dan pada saat yang sama mulai mencari apa yang diinginkan pelanggan dan apa yang saya inginkan bagi pelanggan. Untuk dapat melakukan hal tersebut dapat dimulai dari diri kita masing-masing, lebih berfokus pada memberi dibandingkan dengan menerima, apa yang ingin kita berikan kepada pelanggan saya?

Saat kita membaca kisah-kisah para pengusaha, banyak dari mereka pernah menjalani masa-masa cobaan, kesukaran, dan ujian keyakinan. Melalui ujian tersebutlah suatu merk lahir.Merk lebih dari sekedar nama. Merk sejati tidak bisa ditiru karena merk sejati lebih dari sekedar produk dan merupakan cerminan dari tubuh, pikiran dan jiwa.

Anda tidak bisa menjadi semua hal bagi semua orang. Anda tidak pernah bisa membuat semua orang bahagia, jadi Anda sebaiknya membuat diri Anda bahagia, memberi orang lain apa yang Anda sendiri inginkan, dan mengerjakan apa yang menjadi tujuan Anda diciptakan di muka bumi.

Apakah Anda seorang Komunikator?
Mampu berbicara di depan publik berperan penting dalam mengembangkan merk Anda. Kalau tidak Anda harus mencari seorang juru bicara untuk menggantikan posisi Anda sampai keahlian Anda terasah. Mewakili merk Anda sendiri adalah cara TERBAIK. Tidak ada yang mengetahui produk atau merk Anda sebaik Anda. Jika Anda tidak bisa menjualnya, siapa lagi? Anda harus mampu mempresentasikan merk Anda sendiri dalam kehidupan sehari-hari dan dalam presentasi Anda. Antusiasme harus ada dan tulus.

Banyak pengusaha bekerja keras membangun bisnis, tapi hanya sedikit yang membangun merk. Membangun bisnis Anda menjadi merk itu penting dalam mengembangkan sentuhan Midas. Dengan satu merk, Anda tidak perlu memburu peluang, peluanglah yang akan datang kepada Anda. 

Jika bisnis Anda bukan sebuah merk, berarti bisnis Anda adalah komoditas. Ada banyak bisnis hamburger, tapi hanya ada satu McDonald's. Ada banyak kedai kopi, tapi hnaya ada satu Starbucks.  Merk melebihi diri Anda dan bekerja mewakili Anda. 

Orang kerap membayangkan merk sebagai logo. Mereka mengira itu adalah kampanye periklanan atau promosi penjualan, PADAHAL BUKANLAH ITU. Merk adalah dua kata, JANJI yang Anda lontarkan dan  PENGALAMAN yang Anda berikan. Saat orang membeli merk Anda, mendengar nama Anda atau menggunakan produk Anda, simbol-simbol dan pengalaman-pengalaman itu harus mengingatkan mereka akan apa yang mereka perjuangkan. Anda harus memicu respons emosional dan intelektual dalam diri pelanggan Anda.

Merk-merk besar itu tulus,bermakna,berbeda. Menerapkan apa yang Anda bicarakan adalah inti dari menjadi tulus: menjalankan kata-kata Anda, melakukan apa yang Anda ucapkan dan mengungkapkan apa yang Anda lakukan.

Orang membeli dengan hari mereka dan membenarkan pembelian dengan pikiran mereka. Jadi milikilah keberanian untuk mencari gairah hati Anda dan menuangkannya ke dalam merk Anda.


Tuesday, October 1, 2013

Bekerja Sambil Berwirausaha

Sabtu, 28 September 2013 kemarin Pak Ronald Sitolang, Direktur dari Cerdas Ceria Sukses Indonesia mengudara di Suara Surabaya 100 FM. Topik yang dibahas juga cukup seru yaitu "Bekerja sambil Berwirausaha". Acara yang dipandu oleh Mas Isa Anshori ini dimulai pk 10.00 dan berakhir pada pk. 11.00.



Topik yang cukup menarik karena tentunya ada pro kontra mengenai bekerja sambil berwirausaha. Tentunya narasumber yang diundang memiliki pengalaman juga mengenai topik tersebut. Menjalani profesinya sebagai Direktur dari PT. Karya Mas Makmur (Atau lebih dikenal dengan produk Teh Villa), Direktur Lembaga Pelatihan dan Pengembangan Diri Cerdas Ceria Sukses Indonesia), Fasilitator/Mentor di Universitas Ciputra dan saat ini, juga sedang mengembangkan bisnis di bidang pemanis yaitu stevia, tentunya bukanlah hal yang mudah dan tentunya harus pintar dalam membagi waktu dan mendelegasikan tugas dan tanggung jawab.

Bekerja sambil berwirausaha telah dilakukan oleh Pak Ronald dan menurut beliau hal tersebut sah-sah saja asal karyawan tersebut menyadari main job-nya dan dapat bersikap profesional.

-Mengapa harus bekerja sambil berusaha?-
Tentunya ada bermacam-macam alasan orang untuk bekerja sambil berwirausaha, antara lain untuk mendapatkan penghasilan tambahan.Selain itu, berwirausaha dapat menjadi ajang untuk mengaktualisasikan diri dan menjadi pribadi yang lebih mandiri, karena kita tidak tahu apa yang dapat menimpa diri kita secara tiba-tiba.

Ada juga orang yang bekerja sambil berwirausaha untuk mewujudkan mimpinya. Apakah Anda sudah memiliki mimpi Anda?


-Usaha apa yang dapat dilakukan sambil bekerja?-
Di era digital saat ini, maka usaha online sangat memungkinkan dilakukan walaupun kita harus bekerja di kantor. Bahkan ada seorang penelpon yang sharing bahwa karyawannya dilatih untuk berbisnis online dengan harapan agar mempunyai penghasilan tambahan, dan kalau memang penghasilan karyawannya sudah lebih besar dari gaji yang biasa diterimanya, maka pemilik perusahaan malah senang apabila karyawannya meneruskan usahanya tersebut, dan di perusahaan pun ada regenerasi.

Seorang penelpon yang lain, yang membuka klinik fisioterapi juga menyatakan hal yang sama. Bahwa pemiliki tersebut mengijinkan karyawannya dan malah bekerjasama dengan karyawannya apabila ada customer yang ingin difisioterapi namun di luar jam kerja. Maka customer yang menelpon ke klinik tersebut akan diberikan kepada karyawannya dan pendapatan tersebut sepenuhnya menjadi miliki karyawan.

Usaha lain yang dapat dilakukan selain usaha online adalah membuka tempat kursus (mengajar bisa dilakukan setelah jam kerja), menjadi penyanyi/pemain band yang bisa dilakukan di malam hari/weekend, menjadi makelar, fotografer, jasa EO dan banyak usaha lainnya lagi.

-Kapan kita dapat bekerja sambil berusaha?-
Untuk mengetahui kapan kita dapat berwirausaha sambil bekerja, maka kita perlu memahami tiga tipe karyawan, yaitu:

Tipe yang pertama: tipe karyawan yang sangat mencintai pekerjaannya (engaged). Karyawan tipe pertama ini sangat mencintai pekerjaan dan tidak perhitungan dengan perusahaan, sangat dicintai oleh atasan dan sedapat mungkin dipertahankan untuk terus bekerja.

Tipe yang kedua: tipe yang sangat 'disiplin' dalam bekerja (disengaged). Yang dimaksud dengan disiplin adalah apabila jam masuk karyawan adalah jam 8 dan jam pulang kantor adalah jam 4, maka ketika jam 8 kurang 1 menit karyawan tersebut sudah datang, dan ketika jam 4 kurang 1 menit, karyawan tersebut sudah bersiap-siap untuk pulang meskipun ada pekerjaan yang belum selesai maka karyawan tersebut tidak akan ambil pusing.

Tipe yang ketiga: tipe karyawan yang selalu menghasut karyawan yang lain dengan menyatakan bahwa tidak menyenangkan bekerja di tempat tersebut, lebih baik tidak bekerja di perusahaan tersebut, tapi dirinya sendiri juga tidak keluar-keluar dari perusahaan tersebut (actively disengaged). Atasan yang memiliki karyawan seperti ini tentunya sangat berharap karyawan tersebut segera resign atau dimutasikan saja ke perusahaan competitor.

Nah, apa hubungannya dengan waktu memulai usaha? Tentunya sebagai karyawan kita harus merefleksikan diri kita terlebih dahulu. Apakah kita sudah termasuk tipe karyawan yang engaged? Apakah kita sudah melakukan yang terbaik di perusahaan kita? Apakah kita dicintai oleh rekan sekerja dan atasan kita? Kalau sebagai karyawan saja kita tidak dapat bertanggung jawab, sukanya perhitungan, maka bisa dibayangkan kalau kita memulai usaha, tentunya dapat diperkirakan bahwa usaha yang dijalankan akan kacau balau. Atasan juga tidak akan mengijinkan kita berwirausaha, mengerjakan pekerjaan kantor/perusahaan saja belum beres, apalagi ditambah beban kerja usaha yang baru, bisa-bisa pekerjaan di kantor lebih terbengkalai.


Di @twitccsi ada yang menanyakan 'bagaimana bila mau mulai usaha, namun tidak ada modal?'
Modal uang bukanlah modal yang terutama ketika kita mau memulai sebuah usaha. Diri kita adalah modal utama, tekad dan kemauan, integritas dan dapat dipercaya menjadi hal yang penting ketika kita mau memulai usaha. Ada banyak pengusaha yang memiliki banyak modal, namun mereka butuh orang yang mau, dan dapat dipercaya untuk mengelola modal tersebut. Masalahnya sudahkah kita menjadi pribadi yang berintegritas, dapat dipercaya dan tidak hitung-hitungan?

Acara Inspirasi_Solusi ditutup dengan sebuah kutipan
 "Jangan katakan susah, maka semuanya akan terasa susah dan menjadi beban yang berat. Jangan juga katakan mudah, maka Anda akan menyepelekan hal tersebut. 
Tapi katakan, saya PASTI BISA dan niscaya mujizat akan terjadi"

Sunday, September 22, 2013

Pengusaha itu berbeda (2)

Bagian kedua dari buku Midas Touch berbicara mengenai FOCUS. Bagian awal dari bab ini diawali dengan sebuah kutipan dari Alexander Graham Bell yang menyatakan:

"Konsentrasikan segenap pikiran Anda pada pekerjaan yang sedang Anda hadapi. 
Sinar matahari tidak akan membakar jika tidak difokuskan"


Jari Telunjuk - F.O.C.U.S.

-Fokus adalah Kekuatan-
Orang-orang yang bisa berfokus memiliki kemampuan untuk menghimpun segenap kemampuan mereka dan berfokus pada tugas atau tujuan di depan mata. Fokus itu penting bagi kesuksesan dan orang yang sukses adalah orang yang bisa berfokus. 

Robert T. Kiyosaki menuliskan FOCUS sebagai 'Follow One Course Until Succesful". Kebanyakan pengusaha gagal karena mereka tidak memiliki kekuatan karakter yang diwakili oleh Ibu Jari (Baca Pengusaha itu Berbeda 1), juga mereka tidak memiliki fokus alias kemampuan untuk tetap di jalur sampai berhasil. 

Setiap pengusaha, jika mereka sungguh-sungguh berfokus pada apa yang sedang mereka kerjakan dan ingin mereka capai, akan menyadari apa yang diperlukan untuk menang dalam zona tempur bernama bisnis. Jadi Anda harus bersiap untuk bertahan dan mengambil risiko manakala diperlukan.

Jika Anda mencoba sekali, Anda harus mencoba lagi. Fokus tersebut harus dijaga tepat dimana fokus itu seharusnya diarahkan pada kemenangan. Memiliki visi tentang sesuatu bisa menjadi kekuatan yang sangat luar biasa untuk berprestasi. Orang-orang yang ulet dan berani mengambil risiko adalah orang-orang yang memiliki peluang sejati untuk mendapatkan sentuhan Midas.


Ujian bagi pengusaha adalah Bisakah Anda mengikuti satu jalan sampai berhasil?Bahkan jika keadaan bertambah sukar, bisakah Anda tetap berfokus pada hal-hal yang tepat?

Pemimpin memiliki visi, yaitu kemampuan memandang masa depan. Pengusaha berbeda. Mereka memerlukan lebih dari sekedar visi. Pengusaha harus memiliki visi ditambah kekuatan fokus. Beberapa pertanyaan tersebut mungkin dapat membantu Anda dalam mengevaluasi kemampuan Anda untuk F.O.C.U.S (Follow One Course Until Succesful):
  • Berapa lama Anda bisa terus melangkah saat keadaan menjadi sulit?
  • Seberapa gampang teralihkannya Anda?
  • Seberapa baik Anda menjual ide-ide Anda kepada orang lain?
  • Bisakah Anda meyakinkan orang untuk menginvestasikan waktu dan uang untuk visi semata, yaitu suatu hal yang tak berwujud?
  • Apakah proyek-proyek yang telah Anda bangun dengan tanpa modal apa-apa?
  • Seberapa siap Anda menyongsong dunia usaha?
  • Bisakah Anda terus melangkah, bahkan ketika Anda meragukan diri Anda sendiri?
Di akhir bagian kedua dari buku ini diingatkan kembali pengusaha yang ingin memiliki sentuhan Midas harus menentukan fokus dan menetapkan sasaran tinggi. Anda tidak pernah tahu apa yang bisa Anda capai sampai Anda berfokus mencapainya. Segala sesuatu dimungkinkan dalam dunia kita yang saling terkait ketika Anda sudah mengizinkan dan memfokuskan diri Anda.


Thursday, September 5, 2013

Pengusaha itu Berbeda (1)

If you model the success of other giants,
 if you have their same mindset and attitudes, 
you will enjoy their same success
-Evan Carmichael-

Apa yang dilontarkan oleh Evan Carmichael merupakan pengalaman pribadi dan sesuatu hal yang telah dipraktekkannya sehingga beliau dapat menjadi seorang Entrepreneur sukses.Untuk menjadi pribadi yang berhasil, kita perlu untuk selalu terbuka dan belajar dari siapapun. Buku Midas Touch yang ditulis oleh Robert T Kiyosaki dan Donald J. Trump merupakan buku yang sangat menginspirasi bagi para pengusaha ataupun mereka yang ingin menjadi pengusaha. 


Kisah Midas merupakan kisah sebuah dongeng, dimana dalam dongeng tersebut diceritakan bahwa Raja Midas ingin sekali menjadi orang SANGAT kaya dan ia bertemu dengan Bakus seorang dewa anggur yang dapat mengabulkan permintaan raja Midas tersebut. Apa yang terjadi? Semua yang disentuh oleh tangan raja Midas berubah menjadi emas. Buku Midas Touch tentunya terinspirasi oleh apa yang dialami oleh raja Midas tersebut, bagaimana agar segala yang kita lakukan, kita sentuh dapat berubah menjadi 'emas'. 


Di bagian awal buku ini diceritakan bahwa 'Pengusaha itu Berbeda'. Kemampuan pengusaha untuk bermimpi, menang, kalah, dan menang lagi dan lagi kerap disebut sebagai semangat kewirausahaan. Inilah yang MEMBEDAKAN pengusaha dari semua orang lain dalam bisnis. Ini juga yang memisahkan orang-orang yang INGIN menjadi pengusaha dari orang-orang yang BISA menjadi pengusaha.Buku ini terdiri dari lima bagian.Setiap bagian mewakili 1 jari tangan sentuhan Midas. 

Ibu jari mewakili kekuatan karakter.
Jari telunjuk mewakili fokus. 
Jari tengah adalah soal merk, yang mencerminkan apa yang Anda jaga.
Jari manis adalah soal hubungan.
Jari kelingking adalah soal hal-hal kecil.

Pengusaha itu BERBEDA (1)
Ibu Jari-Kekuatan Karakter

Ibu jaru melambangkan kematangan emosional dan kekuatan karakter Anda. Tanpa ibu jari, keempat jari lainnya tidak akan memiliki kestabilan untuk mengatasi tantangan sehari-hari, kesuksesan dan kegagalan, kemenangan dan kekalahan yang dihadapi semua pengusaha setiap hari.  Tanpa kematangan emosional dan kekuatan karakter, kebanyakan orang tidak akan mendapatkan akses pada sentuhan Midas.

-Anda Tidak Mengetahui Apa yang Tidak Anda Ketahui-
Pengusaha belajar dengan cepat. Dia akan berkata "Saat seseorang berhenti dari pekerjaannya dan menjadi pengusaha, apa yang dia tidak ketahui akan segera muncul". Satu alasan 9 dari 10 usaha gagal dalam lima tahun pertama adalah karena pengusaha menjadi kewalahan oleh apa yang tidak ia ketahui. 

Untuk sukses dalam dunia wirausaha, terutama pada tahap awal seorang harus belajar untuk 'gagal', memperbaiki kekeliruan, belajar, menerapkan apa yang dipelajari dan 'gagal' lagi. Kita semua membuat kesalahan dan hal tersebut penting, karena kita memiliki kesempatan untuk menemukan kematangan emosional kita seraya meningkatkan kekuatan karakter kita. Yang penting adalah apa yang Anda lakukan dengan kesalahan itu dan apa yang Anda pelajari dari situ. Itulah bagian dari kematangan emosional dan kekuatan karakter.

Di dalam setiap kesalahan ada mutiara kebijaksanaan. Ketika kita menemukan mutiara tersebut, kita akan memiliki energi untuk melangkah maju. 
Menyalahkan (blame) berarti payah (be lame). Pengusaha yang terus menerus menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka, tidak belajar dari kesalahan mereka dan tidak berkembang dari pengalaman meraka. Menyalahkan adalah dosa paling buruk.
Hadapi kesalahan Anda dan akui kesalahan itu.Diperlukan keberanian untuk menghadapi kesalahan Anda dan mengakuinya. Sementara berbohong tidak membutuhkan keberanian.

Pengusaha selalu menerima masukan, terutama dari pelanggan, bankir, pekerja dan tenaga penjual mereka. Tanpa masukan lugas, pengusaha tidak bisa membuat keputusan sahih.

Ibu jari melambangkan kemampuan pengusaha untuk mendapatkan kekuatan ketika orang lain ingin berlari, bersembunyi, berhenti atau menyalahkan orang lain atas kegagalan mereka. Ibu jari juga mewakili kemampuan unik pengusaha sukses untuk mengubah masa-masa penuh cobaan menjadi kemenangan.
 


Tuesday, August 20, 2013

Memaksimalkan Prestasi dengan Mengenal Gaya Belajar

Gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Misalnya ketika kita sedang ingin mempelajari mengenai public speaking, apakah kita lebih suka menonton video, mendengarkan guru atau ceramah, membaca buku ataukah mencoba langsung dengan secara praktek?

Hasil riset menunjukkan bahwa murid yang belajar dengan menggunakan gaya belajar mereka yang dominan, saat mengerjakan tes akan mencapai nilai yang JAUH JAUH lebih tinggi dibandingkan mereka yang belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.

Ada berbagai pendekatan mengenai gaya belajar, yang paling populer dan sering digunakan antara lain pendekatan gaya belajar berdasarkan preferensi sensori, yaitu berdasarkan visual (penglihatan), auditori (pendengaran) dan kinestetik (sentuhan dan gerakan).


Orang visual akan sangat mudah melihat atau membayangkan apa yang dibicarakan. Mereka sering melihat gambar yang berhubungan dengan kata atau perasaan dan mereka akan mengerti suatu informasi bila mereka melihat kejadian, melihat informasi itu tertulis atau dalam bentuk gambar. 

Ciri-ciri gaya belajar visual:
  1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
  2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
  3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
  4. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi
  5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
  6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
  7. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu

Orang  auditori mengekspresikan diri mereka melalui suara, baik itu melalui komunikasi internal dengan diri sendiri maupun eksternal dengan orang lain. Bila hendak menuliskan sesuatu, orang ini akan mendengar suara dari apa yang akan ia tulis. Bila ia harus bertemu dan akan berbicara dengan seseorang yang baru ia kenal, ia akan melakukan latihan mental mengenai apa saja yang ia katakan dan bagaimana cara mengatakannya.

Ciri-ciri gaya belajar auditori:
  1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
  2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio
  3. Cenderung banyak omong
  4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
  5. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
  6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
  7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya  anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll

Orang  kinestektik  sangat peka terhadap perasaan atau emosi dan pada sensasi sentuhan dan gerakan. Bila diminta untuk menuliskan suatu kata, orang ini akan "merasakan" dulu kata tersebut baru setelah itu belajar menuliskan kata tersebut. Orang kinestetik akan belajar MAKSIMAL dalam suatu kondisi di mana banyak keterlibatan fisik dan gerakan.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik:
  1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, termasuk saat belajar
  2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
  3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
  4. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
  5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing
  6. Menyukai praktek/ percobaan
  7. Menyukai permainan dan aktivitas fisik
Ingin tahu preferensi gaya belajar Anda???
Untuk mengetahui gaya belajar yang Anda sukai, berilah tanda pada pernyataan yang Anda setujui di bawah ini:
  1. Saya lebih suka mendengarkan informasi yang ada di kaset daripada membaca buku
  2. Jika mengerjakan sesuatu, saya selalu membaca instruksinya terlebih dahulu
  3. Saya lebih suka membaca daripada mendengarkan kuliah/penjelasan
  4. Saat seorang diri, saya biasanya memainkan musik/lagu/bernyanyi
  5. Saya lebih suka berolahraga daripada membaca buku
  6. Saya selalu dapat menunjukkan arah Utara atau Selatan di mana pun saya berada
  7. Saya suka menulis surat, jurnal atau buku harian
  8. Saat berbicara, saya suka mengatakan, "Saya mendengar Anda, itu terdengar bagus, itu bunyinya bagus"
  9. Ruangan, meja, mobil atau rumah saya biasanya berantakan/tidak teratur
  10. Saya suka merancang, mengerjakan dan membuat sesuatu dengan kedua tangan saya
  11. Saya tahu hampir semua kata dari lagu yang saya dengar
  12. Ketika mendengar orang lain berbicara, saya biasanya membuat gambar dari apa yang mereka katakan dalam pikiran saya
  13. Saya suka olahraga dan rasanya saya adalah olahragawan yang baik
  14. Mudah sekali bagi saya untuk mengobrol dalam waktu yang lama dengan kawan saya saat berbicara di telepon
  15. Tanpa musik, hidup amat membosankan
  16. Saya sangat senang berkumpul dan biasanya dapat dengan mudah berbicara dengan siapa saja
  17. Saat melihat obyek dalam bentuk gambar, saya dapat dengan mudah mengenali obyek yang sama walaupun posisi obyek itu diputar/diubah
  18. Saya biasanya mengatakan, "Saya rasa, saya perlu menemukan pijakan atas hal ini, atau saya ingin bisa menangani hal ini"
  19. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali melihat pengalaman itu dalam bentur gambar di dalam pikiran saya
  20. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali mendengar suara dan berbicara pada diri saya mengenai  pengalaman itu
  21. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali ingat bagaimana perasaan saya terhadap pengalaman itu
  22. Saya lebih suka musik daripada seni lukis
  23. Saya sering mencoret-coret kertas saat berbicara di telpon atau di dalam suatu pertemuan/rapat
  24. Saya lebih suka melakukan contoh peragaan daripada membuat laporan tertulis atas suatu kejadian
  25. Saya lebih suka membacakan cerita daripada mendengarkan
  26. Saya biasanya berbicara dengan perlahan
  27. Saya lebih suka berbicara daripada menulis
  28. Tulisan tangan saya biasanya tidak rapi
  29. Saya biasanya menggunakan jari saya untuk menunjuk kalimat yang saya baca
  30. Saya dapat dengan cepat melakukan penjumlahan dan perkalian dalam pikiran saya
  31. saya suka mengeja dan saya pintar mengeja kata-kata
  32. Saya akan sangat tergantung apabila ada orang yang berbicara pada saya saat sedang nonton TV
  33. Saya suka mencatat perintah/instruksi yang disampaikan kepada saya
  34. Saya dapat mengingat dengan mudah apa yang orang katakan
  35. Saya paling mudah belajar sambil mempraktekkan/melakukan
  36. Sangat sulit bagi saya untuk duduk diam dalam waktu yang lama

Anda dapat menghitung berapa nomor yang Anda lingkari untuk masing-masing gaya belajar. Jumlahkan lingkaran Anda untuk masing-masing gaya belajar. Semakin tinggi angka tersebut, semakin Anda menyukai gaya belajar tersebut.

Gaya belajar visual : 2,3,6,7,12,17,19,23,25,30,31,33 
Gaya belajar auditori : 1,4,8,11,14,15,16,20,22,27,32,34
Gaya belajar kinestetik : 5,9,10,13,18,21,24,26,28,29,35,36  
Perlu diingat, Anda dapat menggunakan lebih dari satu gaya belajar.

Sumber:
1. Gunawan, Adi W. 2013. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
2. http://belajarpsikologi.com/macam-macam-gaya-belajar/

Wednesday, August 14, 2013

The Power of Word of Mouth Marketing

Buku Rest in Peace Advertising, Killed by The Power of Word of Mouth Marketing memiliki cover dan gaya penulisan yang menarik. Berikut adalah cover dan sedikit sumary dari buku tersebut...

Buku dengan ketebalan kurang lebih 230 halaman ini dikemas dengan sangat menarik. Seringkali ketika orang memulai bisnis, tentunya yang perlu dipikirkan adalah bagaimana melakukan pemasaran agar produknya dikenal dan dikonsumsi oleh khalayak luas. Yang terpikir oleh kita mungkin membuat poster, brosur, dan iklan agar masyarakat mengenal produk kita. Namun seberapa efektifkah uang yang kita keluarkan untuk melakukan promosi-promosi tersebut? Nah buku The Power of Word of Mouth Marketing ini sangat membantu baik pebisnis mula-mula atau mereka yang sudah menjalankan bisnisnya selama bertahun-tahun. 

Buku ini ditulis oleh tiga orang, yaitu:
  • Marlin Silviana, lulusan magister manajemen Prasetya Mulya Business School dan merupakan associate partner & head of consultant Hachiko (Customer Loyalty Consultant)
  • Sumardy, Dosen post graduate di London School of Public Relations, Jakarta; founder & CEO Buzz&Co (Word of Mouth and Community Marketing Agency). 
  • Melina Melone, lulusan magister komunikasi pemasaran London School of Public Relations; associate partner & head of planner Buzz&Co (Word of Mouth and Community Marketing Agency).
 Buku ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
"Petunjuk" dari Tuhan untuk para pemasar
Hal menarik di awal buku ini adalah karena buku ini mengkaitkan agama dengan pemasaran. Diceritakan bahwa agama adalah sebuah 'produk' dengan berbagai 'merk' dan mereka semua memiliki konsumen yang loyal yang selalu menceritakan hal-hal baik tentang 'merk'nya. Apakah agama mendatangi agency untuk membuat iklan? Apakah agama mendatangi media planner untuk meminta saran? Mereka TIDAK BERIKLAN. Resepnya hanya getok tular (dari mulut ke mulut), rekomendasi dari satu orang ke orang lainnya, dari satu generasi ke generasi lain, dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

Delapan alasan kenapa Word of Mouth Marketing akan menentukan masa depan merk Anda
  1. God does not do advertising, Marketers do. God sells more, Marketers spend more.
  2. Advertising is confusing. Word of Mouth is convincing.
  3. Advertising is the price of being boring. Word of Mouth is the fruit of being interesting.
  4. Advertising is more expensive. Word of Mouth is much cheaper
  5. Advertising is losing trust. Word of Mouth is gaining credibility
  6. Advertising is made up. Word of Mouth is real
  7. Advertising is telling consumers. Word of Mouth is involving consumers.
  8. Advertising was dead history. Word of Mouth is a living future. 
WOMM #1. Customer do the Talking
If your brand doesn't have story, soon it becomes HISTORY. Tanpa cerita, merk Anda akan jadi sejarah! Sebaliknya, kalau dipenuhi dengan cerita menarik, merk Anda akan menciptakan sejarah.

WOMM #2. Customer do The Promoting
Sekedar dibicarakan, tidak otomatis memberikan dampak besar terhadap produk Anda. Harus ada usah yang lebih besar untuk membawa produk ke level yang lebih tinggi, yaitu PROMOTING. Setelah dibicarakan, konsumen juga mempromosikan dan merekomendasikan secara positif dan bahkan meminta orang lain untuk mencoba.  

WOMM #3 Customer do The Selling
Pada level ini, konsumen membicarakan, mempromosikan dan menjual Semua tujuan merk tercapai, mulai dari awareness, exposure, preference, sampai akhirnya sales.

Mencintai Negative Word of Mouth
Instead of trying to control information that was made public, we should have simply corrected abithing that was inaccurate. If we didn't do that, we'll pay for it.

If people talk negative about you, It shows that they still care and they still love you, because they want you to improve.

Semoga summary buku tersebut dapat memberikan inspirasi kepada sahabat-sahabat Cerdas Ceria.

Sunday, June 16, 2013

Embro VS Pipo


Ada dua orang sahabat yang bernama Embro dan Pipo. Embro berbadan tinggi besar dan Pipo adalah pribadi yang lebih kecil dari Embro dan sedikit kurus. Kedua sahabat ini seringkali saling ngobrol dan ternyata mereka jadi tahu bahwa mereka memiliki cita-cita/impian yang sama yaitu menjadi orang yang kaya, sukses dan berhasil.

Embro dan Pipo adalah tipe orang pekerja keras. Mereka tidak takut apabila harus bekerja keras sampai larut malam sekalipun. Namun mereka merasa belum ada kesempatan yang pas agar mereka dapat mewujudkan impian mereka tersebut. 
 


Suatu hari mereka melihat sebuah lowongan bahwa di sebuah desa sedang membutuhkan 2 orang pembawa air. Mereka merasa ini peluang yang tepat untuk mewujudkan impian mereka menjadi orang kaya. Maka segeralah mereka melamar sebagai pembawa air ke desa tersebut.
 


Karena desa tersebut sedang kekurangan air, maka kepala desa memutuskan untuk menerima Embro dan Pipo. Embro dan Pipo setiap hari harus menuju sumber mata air dan membawa air tersebut ke tempat penampungan air di desa tersebut.


Embro dan Pipo akan dibayar sesuai dengan banyaknya air yang berhasil dikumpulkan. Setiap hari Embro dan Pipo bekerja keras membawa air-air dari sumber mata air menuju ke desa.
 


Embro dan Pipo bekerja keras hingga malam mengangkut air-air tersebut. Mereka menyadari semakin banyak air yang mereka bawa maka akan semakin banyak uang yang mereka kumpulkan dan semakin cepat impian mereka menjadi kaya menjadi kenyataan.


Embro ingin sekali cepat menjadi kaya. Ia pun berpikir kalau ia dapat memperbesar kapasitas embernya, maka akan semakin banyak air yang dikumpulkan dan ia segera menjadi kaya dan bisa segera membeli rumah yang lebih besar.


Berbeda dengan Embro yang berpikir ingin memperbesar kapasitas ember. Pipo tidak merasa 'sreg' dengan cara konvensional yang mereka lakukan tersebut. Pipo berpikir bagaimana agar air tersebut dapat mengalir terus menerus dan lebih banyak lagi tanpa ia harus bekerja membawa ember-ember tersebut. Akhirnya Pipo menemukan ide untuk membuat saluran pipa yang menghubungkan sumber mata air dengan penampungan air di desa. Pipo dengan semangat menceritakan idenya kepada Embro namun Embro tidak tertarik dan malah mentertawakan ide Pipo tersebut.


Seperti biasa, Embro mengangkat air dengan menggunakan ember setiap harinya dan mengangkat ember-ember tersebut bolak-balik dari sumber mata air menuju desa. Sementara Pipo memutuskan untuk tetap melakukan apa yang menjadi idenya walaupun harus seorang diri.


Pipo tetap mengangkat ember setiap harinya, namun Pipo meluangkan waktunya di akhir pekan untuk membuat saluran pipa. Tidak mudah, karena tidak ada hasil apa-apa yang tampak di awalnya, bahkan ada masyarakat di sekitar yang mencemooh apa yang dilakukan Pipo.



Embro sudah mulai dapat menikmati hasil kerja kerasnya. Embro sudah dapat membeli rumah yang lebih besar dan merubah gaya hidupnya dengan pergi ke bar setiap malamnya untuk menikmati hasil kerja kerasnya.


Namun hari berganti hari, tahun berganti tahun. Embro pun semakin bertambah tua dan tubuhnya semakin membungkuk karena ember-ember yang berat yang dibawanya setiap hari. Kini Embro pun tidak dapat membawa ember yang berisi air sebanyak ketika ia masih muda dulu. Sementara Pipo, ia sudah berhasil menyelesaikan saluran pipanya. Kini Pipo sudah dapat menikmati waktunya dan uang terus dapat mengalir masuk karena air terus mengalir dari sumber mata air ke desa tersebut.


Sahabat, Apa yang dilakukan oleh Embro dan Pipo merupakan gambaran bagaimana kita mendapatkan penghasilan kita.


Apakah kita seperti Embro yang menukarkan waktu dan tenaga kita untuk mendapatkan penghasilan? Untuk mendapatkan penghasilan yang semakin besar maka kita harus bekerja semakin keras. Bahkan gambar kapasitas ember yang diperbesar merupakan gambaran kita ketika menerima posisi/tanggung jawab yang lebih tinggi.  Namun hal yang perlu diingat adalah kita memiliki waktu dan tenaga yang terbatas.


Apabila kita bekerja seperti Embro, maka ketika kita semakin tua ataupun ketika kita sakit dan tidak dapat bekerja, maka hilang pula lah penghasilan kita. Berbeda dengan Pipo yang harus bekerja extra pada awalnya dengan tetap mengangkut ember dan juga membangun saluran pipa. Namun di akhir, kita dapat melihat bagaimana kerja keras Pipo membuahkan hasil. Ia tidak harus selalu menukarkan waktu dan tenaganya untuk mendapatkan penghasilan.




Bagaimana dengan setiap kita pada hari ini? Apakah kita seperti Embro yang baru mendapatkan penghasilan ketika bekerja, ataukah kita sudah seperti Pipo atau ingin seperti Pipo yang berhasil membangun saluran pipa pendapatannya dan tidak harus menukarkan waktu dan tenaganya untuk mendapatkan penghasilan?
 
**Kisah ini diambil dari sebuah video singkat yang dapat dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=nsPXdZULiy4